Sungai Mandau: Jejak Migas, Jejak Ekowisata

Gazebo menawarkan tempat istirahat yang nyaman bagi wisatawan

Penulis : Wiwik Widaningsih

Sungai Mandau bukan sekadar lintasan air biasa di Propinsi Riau. Ia adalah pencerita panjang sejarah yang terus di tulis oleh kehidupan yang tak pernah padam.  Lebih dari seabad lalu, aliran airnya menjadi jalur logistik utama bagi perusahaan minyak Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM) yang membuka sumur pertama di Riau. Sungai yang dulu menggerakkan roda industri kini menyalurkan harapan baru.

Di Desa Balai Pungut, Kecamatan Pinggir, Bengkalis, kisah itu berlanjut. Masyarakat di tepi Mandau menolak diam. Mereka memilih menulis takdirnya sendiri, dari jejak migas menuju jejak ekowisata. Terlepas dari warisan sejarah dan potensi saat ini, aktivitas di tepian Mandau tak pernah berhenti, membuktikan bahwa sungai ini adalah pusat kehidupan yang selalu berdenyut  sepanjang hari.

Jejak Sejarah di Tepi Sungai

Di tepian inilah saya berdiri, menyaksikan denyut sebuah desa yang tumbuh bersama Sungai Mandau. Desa Balai Pungut yang kini dikenal sebagai desa wisata Tepian Batang Mandau.

Perjalanan saya bersama rombongan wartawan berbagai media Riau, Rabu, 8 Oktober 2025, menuju Desa Balai Pungut ini memakan waktu sekitar satu jam dari pusat kota Duri. Jalan berkelok diapit pepohonan dan rumah warga yang menyapa ramah di setiap persimpangan. Semakin dekat ke lokasi, semakin jelas terasa perbedaan suasananya. Duri yang sibuk dengan industri migas, kini berganti dengan ketenangan dan keasrian yang seolah menenangkan jiwa.

Tugu Nasi Kunyit Pagar Telor berdiri megah di Tepian Batang Mandau

Setibanya di lokasi, saya disambut suara air yang beradu lembut dengan batang – batang kayu di tepian sungai. Udara segar bercampur aroma tanah basah dan daun muda. Di tepi sungai berdiri sebuah tugu unik menyerupai tumpukan nasi kunyit. Tugu dinamai Nasi Kunyit Pagar Telor, kata warga, menandai lokasi pendaratan material pengeboran pertama pada tahun 1932, merupakan sebuah awal yang kini menjadi pijakan untuk masa depan baru desa.

“Dulu, sebelum ada jalan lintas, Sungai Mandau ini adalah nadi kehidupan. Semua material, termasuk mesin pengeboran pertama PT Caltex Indonesia, didaratkan lewat jalur air ini,” ujar Majrun, Ketua BUMdes Tuah Melayu Balai Pungut sambil menatap tugu yang berdiri megah.

Menurutnya, pendirian tugu itu bukan sadar nostalgia, melainkan cara masyarakat menjaga jejak sejarah agar tidak hilang ditelan zaman. Tugu Nasi Kunyit Pagar Telor kini menjadi bagian dari paket wisata edukatif Tepian Batang Mandau.

“Tugu ini bukan hanya kenangan, tetapi juga pesan agar kita tak melupakan asal, sambil terus bergerak menuju masa depan hijau dan berkelanjutan,” kata Majrun.

PHR dan Energi Sosial Terus Mengalir

Perjalanan panjang migas di Tepian Batang Mandau yang dimulai oleh NPPM hingga Chevron Pacific Indonesia (CPI), mencapai titik balik bersejarah pada 9 Agustus 2021. Hari itu, hak kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan resmi kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, ditandai dengan penyerahan penuh kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Pengalihan ini bukan sekadar pergantian operator, melainkan penegasan kedaulatan energi nasional.

Transisi ini membawa mandat ganda bagi PHR yakni meningkatkan produksi migas sekaligus menanggung warisan sosial dan lingkungan. Filosofi transisi berkeadilan diterjemahkan menjadi aksi nyata, salah satunya di Balai Pungut.

R. Muhammad Wildan Senior Officer CID PHR

PHR tidak hanya berhenti pada bantuan fisik, tetapi juga pembangunan kapasitas manusia. Pelatihan peningkatan kapasitas pengelola wisata dan kualitas pelayanan merupakan upaya agar desa wisata dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

“Program Desa Wisata dan Desa Kreatif ini, PHR tidak hanya fokus pada bantuan fisik seperti perahu wisata dan perlengkapan keselamatan, tetapi juga pada pembangunan kapasitas manusia (human capacity building),” ujar R. Muhammad Wildan Senior Officer CID PHR .

Kolaborasi strategis dilakukan bersama Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) sebagai mitra pendamping ahli. “UMRI tidak hanya menjalankan program secara seremonial. Kami berharap kegiatan ini melahirkan pendekatan ilmiah dan berbasis data yang bisa menjadi model pengelolaan desa wisata di Riau,” tambah Delovita Ginting, PIC Desa Wisata UMRI.

Dampak paling nyata, wisata susur sungai dan aktivitas memancing membuka peluang usaha baru: penyewaan sampan, jasa pemandu lokal, hingga lapak – lapak kuliner dan kerajinan tangan khas Melayu dan Sakai.

“Kami berusaha menciptakan pengalaman wisata yang autentik dan ramah lingkungan, sekaligus memberdayakan warga agar mendapatkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan,” kata Erwin, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tepian Batang Mandau.

Tepian Batang Mandau adalah contoh nyata bahwa pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi dapat berjalan beriringan, bahkan di tengah kawasan industri migas yang padat. Kombinasi keindahan alam yang asri, warisan sejarah migas yang kaya, serta kolaborasi berkelanjutan antara masyarakat, pemerintah, dan PT Pertamina Hulu Rokan, menjadikan destinasi ini memiliki potensi besar untuk menjadi model ekowisata perdesaan terbaik di Riau.

Aisah, Pejabat Kepala Desa Balai Pungut menambahkan bahwa pengembangan wisata Tepian Batang Mandau ini bukan hanya soal pariwisata, tetapi juga pelestarian budaya dan lingkungan. “Kami berkomitmen untuk mendukung penuh kegiatan ini karena manfaatnya sangat luas bagi masyarakat, dari sisi ekonomi hingga pelestarian tradisi,” ujarnya.

Ekowisata yang Menawarkan Keindahan

Jalur yang dulunya hanya dilalui kendaraan operasional industri kini bertransformasi menjadi dermaga ekowisata. Dengan pondok gazebo, dan spot foto yang berdiri di tepian, kawasan ini menawarkan wisata susur sungai dan memancing ramah lingkungan, atau sekadar menikmati ketenangan alamnya.

 Susur sungai salah satu wisata unggulan bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam

Ekowisata Tepian Mandau tidak berhenti di tugu dan sungai. Di desa ini, tradisi dan alam berpadu menjadi kekuatan identitas. Ada Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar dan wisata religi ke Makam Syekh Imam Sabar Al Kholidi Naqsyabandi. Namun di balik potensi itu, tantangan pengelolaan lingkungan tetap besar. Bersama PHR, Pokdarwis rutin menggelar pelatihan pengelolaan lingkungan, edukasi konservasi bakau, dan kegiatan bersih sungai.

“Bagi kami, Sungai Mandau bukan hanya sumber air, tapi sumber hidup. Jadi kalau tidak dijaga, bukan hanya wisata yang hilang, tapi juga masa depan anak cucu,” tutur Erwin, Ketua Pokdarwis Tepian Batang Mandau.

Saya juga mengunjungi Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. Rumah adat ini memiliki arsitektur yang unik dan indah, dengan ukiran kayu yang rumit dan berwarna warni. Kami disambut oleh pengurus yang ramah dan hangat, yang dengan senang hati menunjukkan kami ke dalam rumah adat. Setelah mengunjungi rumah adat, kami menuju ke Makam Syekh Imam Sabar Al Kholidi Naqsyabandi. Makam ini terletak di sebuah bukit kecil yang menawarkan pemandangan yang indah ke arah Sungai Mandau.

Mengunjungi ekowisata Tepian Batang Mandau adalah pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya. Dengan keindahan alamnya, kekayaan budayanya yang autentik, dan suasana yang damai dan menyegarkan, Tepian Batang Mandau adalah destinasi yang sempurna bagi mereka yang mencari pengalaman yang tidak terlupakan.

Sungai yang Terus Mengalirkan Harapan

Dampak ekonomi dan program Community Investment and Development (CID) PHR juga mulai terasa. Bantuan sarana tiga unit sampan fiber lengkap dengan pelampung dan alat pancing diperkirakan dapat menambah pendapatan kelompok hingga Rp 14 juta per tahun. Event seperti pacu sampan dan lomba memancing ikut menggairahkan UMKM kuliner serta pedagang kaki lima.

“Dua tahun terakhir, tempat wisata ini ramai dikunjungi. Sekarang setiap pekan banyak pengunjung datang. Pendapatan saya naik lebih dua kali lipat. Dulu paling besar sekitar Rp 150 ribu, kini bisa sampai Rp 500 ribu setiap event,” kata Nur Aini, pedagang makanan di kawasan wisata Tepian Batang Mandau.

Aktivitas wisata yang makin ramai juga dirasakan oleh para pemancing dan pengelola kawasan. “Para pemancing pasti tidak bosan datang ke sini, karena spotnya bagus dan ikannya banyak,” tambah Erwin, Ketua Pordarwis Tepian Batang Mandau.

Aisah, Pejabat Kepala Desa Balai Pungut sedang diwawancara salah seoarng wartawan saat mengunjungi wisata Tepian Batang Mandau

Menurut catatan pemerintah desa, Desa Balai Pungut dihuni oleh mayoritas masyarakat Melayu, namun keberadaan masyarakat adat Sakai masih sangat nyata.

“Kalau dulu, kita hanya mengenal Balai Pungut sebagai desa dekat kilang minyak. Tapi sekarang, kami ingin dikenal sebagai desa wisata yang punya sejarah dan budaya,” ujar Aisah,Penjabat Kepala Desa Balai Pungut.

Di bawah langit yang sama, Sungai Mandau kini mengalirkan makna, bukan hanya minyak, tetapi kehidupan. Monumen Nasi Kunyit Pagar Telor berdiri tegak, bukan hanya sebagai kenangan masa lalu, melainkan penanda semangat ekologis dan kemandirian yang diwarisi generasi muda.

Balai Pungut telah memilih takdirnya sendiri, menolak tenggelam dalam sejarah, dan memilih menata masa depan yang hijau. Dukungan PHR melalui pembangunan kapasitas bukan sekadar bantuan, melainkan pemicu energi sosial yang membuat harapan terus berdenyut.

Seperti Sungai Mandau tak pernah tidur, desa ini pun terus hidup, mengalirkan janji baru tentang kehidupan berkelanjutan yang tumbuh dari budaya, alam, dan gotong royong. Energi sejati, ternyata, bukan hanya yang digali dari perut bumi, melainkan yang tumbuh subur dari hati masyarakatnya.

  • Related Posts

    Menko Polkam Kirim Bantuan Darurat untuk Korban Bencana Aceh Tamiang

    Wujud Kepedulian dan Kehadiran Negara bagi Warga Terdampak Bencana NASIONAL – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) RI, Djamari Chaniago, menyampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam atas bencana…

    Polsek Kandis Gencarkan Monitoring Lahan Jagung Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional

    SIAK (CanelNews)— Polsek Kandis terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program prioritas Pemerintah Republik Indonesia di bidang ketahanan pangan. Pada Kamis (06/11/2025), jajaran Bhabinkamtibmas bersama kelompok tani di wilayah Kecamatan Kandis…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    You Missed

    Menko Polkam Kirim Bantuan Darurat untuk Korban Bencana Aceh Tamiang

    • By admin
    • Desember 4, 2025
    • 8 views
    Menko Polkam Kirim Bantuan Darurat untuk Korban Bencana Aceh Tamiang

    Menko Polkam Dialog Langsung dengan Masyarakat Sumbar, Pastikan Penanganan Bencana Berjalan Maksimal

    • By admin
    • Desember 4, 2025
    • 7 views
    Menko Polkam Dialog Langsung dengan Masyarakat Sumbar, Pastikan Penanganan Bencana Berjalan Maksimal

    Dinsos Siak Hapus 457 Penerima Bansos Terindikasi Judol

    • By admin
    • Desember 2, 2025
    • 4 views
    Dinsos Siak Hapus 457 Penerima Bansos Terindikasi Judol

    APBD Siak Tahun Anggaran 2026 Disahkan Sebesar Rp 2,370 Triliun

    • By admin
    • November 28, 2025
    • 4 views
    APBD Siak Tahun Anggaran 2026 Disahkan Sebesar Rp 2,370 Triliun

    Kapolda Riau Sampaikan Duka Cita untuk Korban Banjir Aceh, Sumut dan Sumbar

    • By admin
    • November 28, 2025
    • 14 views
    Kapolda Riau Sampaikan Duka Cita untuk Korban Banjir Aceh, Sumut dan Sumbar

    Polsek Kandis Cek Lahan Jagung 2 Hektare di Belutu, Dukung Program Ketahanan Pangan Presiden

    • By admin
    • November 25, 2025
    • 38 views
    Polsek Kandis Cek Lahan Jagung 2 Hektare di Belutu, Dukung Program Ketahanan Pangan Presiden